• add this

    Bookmark and Share

Pemerintah Tetap Berusaha Atasi Krisis Listrik Di Sulut

Pemerintah Provinsi Sulut tetap berupaya dengan bijak untuk mengatasi krisis listrik yang ada di Sulawesi Utara. Dengan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan potensi pembangunan ketenagalistrikan di Sulut.

 

Hal tersebut terungkap dalam seminar sinergitas Pemprov Sulut bersama PT.PLN wilayah Suluttenggo dalam mengatasi ketersediaan listrik melalui regulasi kelistrikan nasional, yang digelar di ruang Huyula kantor Gubernur, Selasa (31/5). Hadir dalam seminar itu, Bastari, mewakili direktorat jenderal listrik Departemen Energi Sumber Daya, Robert Sitorus, mewakili PLN Wilayah Suluttenggo.

 

”Kita ketahui bersama realita saat ini menunjukan ketergantungan masyarakat pada ketersediaan tenaga listrik sudah semakin tinggi,” ujar Asisten Perekonomian, Ir Alex Wowor dalam sambutan mewakili Gubernur Sulut DR SH Sarundajang, saat membuka seminar.

 

Dikatakannya, ketersediaan listrik merupakan faktor yang menentukan untuk pencapaian sasaran pembangunan nasional dan penggerak roda perekonomian suatu wilayah. Untuk itu pemerintah melaksanakan beberapa kebijakan dalam pemanfaatan ketenagalistrikan di Sulut.

 

Berdasarkan data, sampai bulan April 2011, kondisi listrik di Sulut adalah daya terpasang 262.433 MW, daya mampu 195.162 MW, beban puncak 180.078 MW, surplus 14.757 MW, jumlah pelanggan 390.383 MW, daftar tunggu 87.204 MW. Sulut juga memiliki 11 pembangkit listrik, yang menjadi motor bergeraknya ketenagalistrikan di Sulut.

 

Pemerintah juga menerapkan kebijakan dalam memanfaatkan potensi pembangunan kelistrikan. ”mengatasi masalah ketersediaan listrik, pemerintah memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengambil keputusan dalam menentukan strategi ketenagalistrikan. Membuat agenda penanggulanagan krisis penyediaan tenaga listrik dengan mengedintifikasi masalah dan langkah aksi cepat untuk pemenuhan listrik,” kata Wowor.

 

Strategi pembangunan ketenagalistrikan di Sulut dengan mempersiapkan rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik dari tahun 2010 sampai 2019. diantaranya, pembangkit listrik lahendong empat dengan kapasitas 20 MW, yang rencananya pada tahun 2012 sudah beroperasi.

 

Tompaso satu 20 MW tahun 2013 dalam perencanaan, kotamobagu 1 dan 2 dengan kapasitas2x40 MW juga dalam tahap perencanaan. Pemerintah juga mengoptimalkan potensi panas bumi yang ada di enam lokasi di Airmadidi, Gunung dua sudara, Lahendong, Tompaso, Gunung Ambang, Kotamobagu.

 

Pemerintah juga mengambil beberapa langkah upaya peningkatan pasokan penyediaan tenaga listrik di Sulut. Jangka pendek melalui sewa PLTD Likupang dengan kapasitas 20 MW, jangka panjang PLTU Amurang 2×25 MW, PLTP Lahendong IV 1×20 MW, PLTP Lahendong 5 dan 6 2×20 MW.

 

Beberapa hal tersebut telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan listrik. Dalam kesempatan itu juga dijelaskan beberapa kebijakan PLN dimana, PLN saatini telah melakukan sistem pembayaran listrik pasca bayar, guna lebih memberikan kemudahan bagi pelanggan.(Kabag Humas, CH Sumampow SH.MEd)

 

 

Kemiskinan Di Sulut Menakutkan

Sekretaris Provinsi Sulut Ir. Siswa R Mokodongn menegaskan, permasalahan kemiskinan di indonesia termasuk sulut telah menjadi prioritas pembangunan, dan urgen untuk disolusikan secara bersama  baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Kegiatan yang di gelar Bappeda Sulut di ruang Mapaluse Kantor Gubernur itu di ikuti pimpinan SKPD Provinsi dan Kabupaten/kota se- Sulut ini ditegaskannya,  ”kemiskinan saat ini dianggap telah menjadi hal yang menakutkan bagi eksistensi bangsa, termasuk kita yang berdiam di sulut”.

 Penegasan Mokodongan tersebut disampaikan Asisten Administrasi Umum Gammy Kawatu, SE MSi saat membuka Rakor Pembahasan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Rencana Aksi Daerah Sulut Untuk Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) di ruang rapat Mapaluse, Selasa (31/05).

Ketakutan itu lebih disebabkan belum terpenuhinya hak-hak dasar rakyat miskin seperti pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, tanah, SDA, air bersih, sanitasi serta rasa aman, jelas Mokodongan.

Langkah antisipasinya, pemprov sulut telah mengambil kebijakan strategis al: penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja, pertanian dan pemberian dana bergulir dan program lainnya, katanya.

 Mokodongan mengakui, langkah yang ditempuh itu, ternyata terbukti ampuh dimana terjadi peningkatan PDRB perkapita dari Rp.12,61 juta pada tahun 2008, meningkat menjadi Rp.14,38 juta ditahun 2009 dan terus meningkat secara drastis menjadi Rp.16,26 juta di tahun 2010. Begitu halnya angka pengangguran terjadi penurunan dapat diketakn dari 12,35 % tahun 2008 menjadi 9,10% tahun 2010, sedangkan angka kemiskinan bergerak turun satu poin dari 10,10 % pada tahun 2008 menjadi menjadi 9,10 % tahun 2010.

Ia tambahkan, sektor terbesar penyedia lapangan kerja berasal dari pertanian, perikanan dan kehutanan, dengan peyerapan tenaga kerja sebanyak 357,558 jiwa.(Kabag humas Christian Sumampow, SH MEd).  

 

 

Sekprov Serahkan Bantuan Bencana Bolsel

Sekretaris Provinsi Sulut Ir. Siswa R Mokodongan atas nama Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang, menyerahkan bantuan bencana alam banjir  Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Senin (30/05) sore.

Penyerahan bantuan atas nama  Pemprov  Sulut yang berlangsung di ruang kerja Sekprov sulut  berupa uang tunai  sebesar seratus juta rupiah tersebut  telah diterima langsung Sekretaris Daerah Kab. Bolsel Drs Gunawan Lombu, SPd. MM disaksikan Karo Keuangan dan Aset  Praseno Hadi, SE Ak  dan Ketua Bappeda Bolsel DR. Adharto Utiah.

Mokodongan mengatakan, Gubernur Sinyo sarundajang sangat peduli dengan peristiwa benjana banjir yang melanda bolaang mongondow selatan, walaupun mengalami sedikit keterlambatan, namun pemprov sulut tetap memperhatikan penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita di sana.

Untuk itu Mokodongan mengharapkan, kiranya bantuan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membantu masyarakat yang terkena bencana, ujarnya.

Sementara itu Sekda kabupaten Bolsel Gunawan Lombu tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemprov sulut terutama Ba[pak Gubernur Sinyo sarundajang yang telah memberikan bantuan selain berupa uang tunai juga obat-obatan yang telah disalurkan Dinas kesehatan Sulut serta perbaikan jalan yang juga telah dilakukan Dinas PU Sulut.

Lombu juga berharap, kiranya Kantor Balai Sungai yang ada di Provinsi Sulut, secepatnaya melakukan normalisasi terhadap sungai-sungai yang ada di bolsel., sebab apabila datangnya hujan maka desa-desa yang ada di empat kecamatan yakni kec, pinolosian, ponolosian tengah dan timur serta kec, bolang uki dipastikan akan tergenang kembali, katanya.

Lombu menambahkan akibat bencana banjir yang terjadi dua pecan lalu mengakibatkan sekitar dua ribu rumah penduduk mengalami kerukan dan tergenang air serta kerugiaannya diperkirakan mencapai  tujuh ratus juta rupiah. (Kabag Humas Christian Sumampow, SH Med selaku jubir pemprov sulut).

 

SHS Tolak Radikalisme Agama

Gubernur Sulawesi Utara DR. S. H. Sarundajang dengan tegas  menolak dengan apa yang dinamakan radikalisme agama. Karena pada prinsipnya, radikalisme agama akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya apabila dibarengi dengan tindakan anarkis, munculnya pasukan-pasukan bersenjata. Hal tersebut diungkapkan Sarundajang ketika membawakan sambutan pada acara seminar nasional dan lokakarya Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan oleh Pemuda Lintas Agama bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional Sulut, Senin (30/5) kemarin di Aston Hotel.

Menurut  Sarundajang, mengatasi masalah keagamaan yang ada hanya dengan cara duduk bersama, berdialog secara langsung. Dan hal tersebut dia praktekkan ketika menyelesaikan 2 konflik besar di Maluku Utara dan Ambon, yang notabene konflik di 2 daerah tersebut berupa konflik horisontal, dimana suasana yang dihadapi sangat mencekam, dan butuh strategi matang untuk mendamaikannya. ‘’Dalam menyelesaikan konflik horisontal tidak boleh dengan kekerasan. Kunci utamanya hanya cara dialog bersama,’’ jelas mantan Penjabat Gubernur Maluku Utara ini.

Lanjut Sarundajang beranggapan, tidak ada satupun agama yang menyarankan untuk berkonflik apalagi saling membunuh. Agama apapun itu pasti mengajarkan tentang bagaimana cara mempraktekkan kebenaran, memberlakukan kasih dalam setiap kehidupan. ‘’Manusia hidup dengan begitu banyak kepentingan. Dan kepentingan inilah yang kadang menjadi pemicu pertikaian. Tapi saya selaku Gubernur bersyukur karena warga Sulut hampir seluruhnya menolak radikalisme,’’ tukas Sarundajang sembari memberikan apresiasi yang mendalam kepada Pemuda Lintas Agama yang sudah berinisiatif menyelenggarakan seminar seperti ini.

Seminar yang mengangkat topik Negara Kebangsaan versus Radikalisme Agama ini menghadirkan seluruh pemuda lintas agama, perwakilan dari seluruh perguruan tingkat tinggi di Sulut, organisasi masyarakat, dan perwakilan siswa SMA se Sulut dan TNI Polri. Tampil sebagai nara sumber  yakni Ketua PGI Pdt. DR. Andreas  Yewangoe, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K. H. Yahya Cholilstaquf, Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Benny Susetyo, dan Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Konghucu Indonesia Drs. Uung Sendana. Dalam seminar ini juga diadakan penyerahan obor perdamaian dari Pemuda Lintas Agama NTT ke Gubernur Sulut kemudian diteruskan ke Pemuda Lintas Agama Sulut.

Sekprov: Penyakit Busuk Pucuk Pada Kelapa Harus Benar Dibasmi

Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulut, Ir Siswa Rachmat Mokodongan menyatakan penyakit busuk pucuk yang menggangu tanaman kelapa yang ada di wilayah Sulut, harus di basmi secara serius hingga tuntas.

Hal tersebut dinyatakan Sekprov saat membuka temu koordinasi pengendalian hama dan penyakit kelapa, khususnya penyakit busuk pucuk, yang diselenggarakan Biro Sumber Daya Alam bertempat di Hotel Sahid Manado, Senin (30/5).

”Sulut merupakan satu daerah produksi kelapa yang terbesar di Indonesia, namun disadari juga ada ancaman degradasi tanaman kelapa yang tidak lepas dari penyakit busuk pucuk, yang dapat menurunkan produktivitas sehingga dapat merugikan usaha tani kelapa, untuk itu penyakit ini harus benar dibasmi,” kata Mokodongan.

Dikatakannya, penyakit busuk pucuk dapat menyebabkan kematian pada kelapa dimana tanaman yang terserang penyakit ini tidak dapat disembuhkan lagi karena patogen merusak titik tumbuh tanaman kelapa.

”Sampai saat ini, penyakit tersebut telah menjadi epidemik dan meresahkan petani, khususnya di Sulut beberapa tahun ini, sehingga perlu pengendalian terpadu, agar produktivitas kelapa dapat optimal dan tetap menjadi sumber utama masyrakat tani,” ujar Mantan Kadis Kehutanan Sulut ini.

Untuk itu, dirinya berharap adanya relevansi tinggi melalui penyelenggaraan acara temu koordinasi pengendalian hama dan penyakit kelapa khususnya penyakit busuk pucuk kelapa. Melalui acara itu, semua pihak yang terkait dapat memberikan masukan, ide, gagasan, bahkan dapat mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi.

”Forum ini menjadi wahana sinkronisasi, koordinasi dan konsolidasi berbagai program, ini juga dapat menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi perkebunan khususnya sektor perkelapaan yang menjadi program andalan pemerintah Sulut, serta untuk mempertahankan predikat Sulut sebagai daerah Nyiur Melambai,” kata Mokodongan.

Pada pembukaan tersebut, Sekprov juga didampingi oleh Karo SDA, Ir Sandra Moniaga. Hadir juga seluruh pihak yang terkait dengan pengelolaan tanaman kelapa di wilayah Sulut.(Kabag Humas, CH Sumampow, SH.MEd)

SHS: Ormas Polri Tangkal Ancaman Teroris

Gubernur Sulut Dr. Sinyo Harry Sarundajang mengajak jajaran ormas purnawirawan Polri Sulut mampu menangkal gerakan terorisme dan gerakan radikalisme.

Ajakan Gubernur Sulut itu, disampaikan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs Mecky M. Onibala MSi, saat membuka Musda III Persatuan Keluarga Besar Purnawirawan Polri Sulut, di Hotel Arya Duta Manado, Senin (30/05).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, menurut Sarundajang   akhir-akhir ini, daerah dan bangsa kita sedang digerogoti dengan berbagai ancaman serius, seperti halnya ancaman terorise dan gerakan radikalisme yang sangat meresahkan itu.

Terkait dengan peran ormas ini, kontribusi dalam memperkokoh identitas dan integritas daerah sebagai wilayah yuridis nasional indonesia, sangatlah diharapkan akan tetap terjaga dengan aman dan damai, harap Sarundajang.(Kabag Humas Christian Sumampow SH MEd, Selaku Jubir Pemprov Sulut).

Pemuda Jadi Pelopor Pembangunan

Wagub Sulut Drs Djouhari Kansil MPd, menyatakan, pemuda sebagai pewaris masa depan merupakan pilar pembangunan bangsa yang diharapkan dapat mengambil alih tongkat estafet pembangunan bangsa dan negara.

Pernyataan orang nomor dua di Sulut itu disampaikan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Drs. Mecky M Onibala MSi, saat membuka latihan kepemimpinan pemuda gereja (LKPG) tingkat menengah pemuda GMIM se- wilayah langowan di GMIM petra Winebetan Wilayah langowan III Minahasa, Minggu (29/05).

Karena itu saya menilai kegiatan itu, dianggap sebagai momen penting dan strategis bagi revitalisasi dan pemantapan peran pemuda untuk menjadi pelopor dan pembaharu dalam pembangunan menuju sulut yang semakin berbudaya, berdaya saing dan sejahtera, serta dalam upaya kaderisasi pemuda untuk mengantisipasi arus globalisasi yang terjadi dewasa ini.

Kansil juga menyebutkan, secara umum terdapat dua sudut pandang yang membuat posisi pemuda strategis dan istimewa, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, pemuda memiliki idealisme yang murni, dinamis, kreatif dan inovatif dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Sedangkan secara kuantitatif dari jumlah penduduk indonesia saat ini lebih dari 210 juta orang, pemuda usia 18-35 berjumlah 80,8 juta jiwa  atau 36,4 persen dari jumlah penduduk seluruhnya adalah pemuda.(Kabag Humas Christian Sumampow, SH MEd selaku Jubir Pemprov Sulut).

Jenazah Xandramaya Lalu dikebumikan di Desa Laikit

Dalam suasana yang syahdu, Ibadah pemakaman Jenazah Almarhumah Ir. Zandramaya lalu, M.Si hari Minggu 29 Mei 2011 berlangsung dipimpin oleh Wakil Ketua BPMS GMIM Pdt. Plangiten, Sth. Jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi dibawah pimpinan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs. Djouhari Kansil,M.Pd tampak khusyuk mengikuti Ibadah. Di deretan kursi yang ditempati keluarga, tampak Suami Almarhum Bapak Agus Sudibyo dan kedua anak tampak begitu tegar melepas kepergian almarhumah meskipun jelas terlihat guratan kesedihan yang mendalam. Ibadah diawali dengan pembacaan riwayat hidup almarhumah yang dibacakan oleh anak bungsu Yudha. Dari daftar riwayat hidup yang dibacakan terungkap bahwa almarhumah adalah birokrat yang kaya akan pengalaman birokrasi dengan berbagai jabatan yang dipercayakan semasa mengabdi di Dinas Kelautan dan Perikanan sampai pada jabatan terakhir selaku Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulawesi Utara dengan pangkat terakhir Pembina Utama Madya IVd.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara yang menyampaikan sambutan penghiburan atas nama Pemerintah dan Masyarakat Sulawesi Utara mengatakan Sulawesi Utara kehilangan seorang putra terbaik, sosok yang penuh semangat, sosok yang memiliki sumbangsih besar dan nyata dalam perjalanan pembangunan Provinsi Sulawesi Utara. Dari pemikiran dan ide-idenya banyak inovasi baru yang dicetuskan dan langsung ditindaklanjuti dengan karya dan kerja nyata tanpa kenal lelah. Almarhumah telah melaksanakan tugasnya secara paripurna dan ini semua menjadi kebanggaan bagi keluarga dan seluruh masyarakat Sulawesi Utara. Totalitas pengabdiannya telah diberikan untuk mengabdi pada kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara. Oleh karena itu Wakil Gubernur atas nama Pemerintah dan Masyarakat Sulawesi Utara menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggalnya Almarhumah. Setelah Ibadah di rumah duka, Jenazah kemudian disemayamkan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara dengan Upacara Penghormatan KORPRI dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulut yang juga Ketua Pengurus Provinsi KORPRI Sulut. Bertindak selaku Komandan Upacara Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulut Drs. Marhaen Tumiwa, M.Pd. Setibanya di halaman kantor Gubernur Jenazah diusung oleh para Praja IPDN dan diletakkan di depan para hadirin dengan diselimuti Bendera Merah Putih. Tampak hadir Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulut Ibu Deitje Sarundajang Laoh- Tambuwun dan selruh jajaran Pemprov Sulut bersama jajaran KORPRI. Acara diakhiri dengan Peletakan Karangan Bunga oleh Sekretaris Daerah Provinsi yang didampingi oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Sulut Ny, Esther Mokodongan Turang dan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulut Ny. Deitje Sarundajang Laoh-Tambuwun. Jenaxah kemudian dibawa ke Desa Laikit untuk dikebumikan di desa tersebut (Kabag Humas Ch. Sumampow, SH.M.Ed selaku Jubir Pemprov)

Dinilai Visioner, Inovatif dan Responsif, SHS Terima MIPI Awards 2011

Sabtu (28/5) kemarin, bertempat di Ballroom Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) menganugerahkan MIPI Awards 2011 kepada Gubernur Sulawesi Utara DR. S. H. Sarundajang untuk kriteria Praktisi Pemerintahan. Menurut Ketua Umum MIPI fauzi Bowo, MIPI Awards 2011 ini diberikan setelah para tim penilai yang terdiri dari Prof. DR. Ramlan Subekti, Chusnul Mar’iyah, Ph.D, Arbi Sanit, Miftha Toha, dan Prof. Muchlis Hamdi secara subjektif dan rasional melakukan pengamatan, peninjauan, penilaian kepada mereka yang berkedudukan sebagai pemimpin pemerintahan di semua tingkatan pemerintahan.

Lanjut menurut Bowo, Sarundajang dinilai memiliki kepemimpinan pemerintahan yang visioner, inovatif, responsif, memiliki integritas dan menjalankan amanah konsisten bjaksana. Selain itu, kinerja pemerintahan yang dijalankan putra Kawangkoan ini dinilai baik, hal ini dibuktikan dengan kemampuan Sarundajang membawa Sulut sebagai satu-satunya Provinsi yang mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh BPK dan penetapan sebagai provinsi terbaik se Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan (LPPD). ‘’Pak Sarundajang telah memasuki masa jabatan priode kedua. Dalam kepemimpinannya di Sulut terjadi peningkatan indeks pembangunan manusia. Selain itu, berdasarkan laporan dari tim penilai, beliau (Sarundajang) mampu menciptakan kinerja birokrasi yang efektif dan efesien di Sulut,’’ jelas Bowo yang langsung diiyakan Ketua tim penilai MIPI Awards 2011 Prof. DR. Ramlan Subekti.

Sementara itu, Sarundajang dalam sambutannya dihadapan seluruh peserta yang hadir dalam acara MIPI Awards memberikan apresiasi yang tinggi untuk MIPI yang terus membicarakan tentang struktur, culture dan prosedur pemerintahan. MIPI dinilai terus menunjukkan kepedulian dan komitmen dengan pemecahan terhadap masalah-masalah pemerintahan diIndonesia. ‘’Pekerjaan pemerintahan adalah pekerjaan yang paling sulit dilakukan, tapi anehnya semua orang senang memerintah,’’ ujar peraih Bintang Maha Putra Utama dari Presiden ini. Atas dasar itu, Sarundajang mengajak untuk terus menciptakan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik demi penyempurnaan regulasi pemerintahan dan politik diIndonesia. ‘’Sistem apapun yang dianut, yang paling penting pelaksanaannya. Untuk itu kita perlu kerja keras dalam mengkaji dan membahas guna penyempurnaan penyelenggaraan pemerintahan,’’ tukas Ketua AIPI ini.

Pemberian MIPI Awards 2011 ini sudah yang kelima kalinya, dan dibagi dalam 3 unsur dalam masyarakat ilmu pemerintahan yakni Ilmuwan Pemerintahan yang diberikan kepada Prof. Sofyan Effendi, MPA, PhD, unsur Pemerhati/peminat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dianugerahkan kepada Prof. Ahmad Syafii Maarif, MA, PhD, dan unsur Praktisi Pemerintahan yang diberikan kepada DR. S.H. Sarundajang, Ir. Joko Widodo, Drs. H. Suyanto, MMA, dan Drs. David Bobihoe kib, M.Sc. (Jubir Pemprov Sulut, C.H. Sumampow, SH, M.Ed)

SHS Ajak Warga GMIM Terus Belajar

Gubernur Sulawesi Utara DR. S. H. Sarundajang mengajak seluruh warga GMIM untuk terus belajar seumur hidup karena hal tersebut juga merupakan pesan dari firman Tuhan dalam Alkitab. Ajakan tersebut disampaikan Sarundajang saat menghadiri syukur hari ulang tahun HUT ke-XV Kerukunan Keluarga Pendeta dan Guru Agama (KKPG) di Aero Hotel Jakarta, Sabtu (28/5) kemarin.

Lanjut Sarundajang menjelaskan, belajar seumur hidup atau long life education harus menjadi suatu komitmen dari seluruh Pendeta, guru agama dan keluarga masing-masing. ‘’Para pendeta dapat mengajak, memotivasi jemaat untuk terus belajar melalui khotbah yang disampaikan di mimbar. Belajar itu penting karena dengan belajar akan semakin banyak pengetahuan yang didapat,’’ jelas Doktor berpredikat cum laude ini.

Menurut Sarundajang, proses belajar seumur hidup itu pada hakikatnya mengikuti sifat dari Thomas, salah satu murid Yesus yang selalu menekankan pada masalah scientist saat berpikir, berkata ataupun bertindak. ‘’Thomas itu mempunyai sifat seperti Newton yang selalu memperhitungkan masalah ilmu pengetahuan. Segala sesuatu ditekankan pada pembuktian secara empirik,’’ ujar Sarundajang di hadapan 400 pendeta dan guru agama yang hadir dalam perayaan HUT yang mengangkat tema “Merajut Persaudaraan Berdasarkan Kasih Kristus”.

Sementara itu, Ketua KKPG Ny. Tampi Kondoy memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas kehadiran orang nomor satu di Sulut ini. Di tengah kesibukan sebagai Gubernur, Sarundajang masih menyempatkan diri berdialog bersama dengan para pendeta dan guru agama GMIM. Bahkan, putra Kanonang tersebut secara spontan telah membantu seluruh pendeta yang hadir dalam perayaan HUT untuk dapat menikmati fasilitas di dunia hiburan Taman Impian Jaya Ancol. ‘’Para pendeta sangat senang dan berterima kasih dengan bantuan ini, karena terus terang banyak Pendeta yang mengaku belum pernah menginjakkan kaki di Ancol,’’ ujar Kondoy sembari tersenyum. (Jubir Pemprov Sulut, C.H. Sumampow, SH, M.Ed)